Selasa, 31 Maret 2009

BISNIS SULASTRI

TUGAS PENGANTAR BISNIS

BISNIS SULASTRI








Disusun oleh:

Nama : Aditia Arif Rachman
NIM : C1C008036
Kelas : Akuntansi A


DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
PURWOKERTO
2008
A. KASUS
Sulastri merencanakan akan mendirikan sanggar kebugaraan kampus dimana ia akan menjadi pengusaha kepemilikan tunggal. Ia percaya telah mempersiapkan rencananya dengan baik untuk menjalankan sanggar kebugaran tersebut ke sebuah bank lokal bersama permintaan untuk pinjaman bisnis.
Baru saja merencanakan bisnisnya, Sulastri mengetahui bahwa sebuah klub kebugaran nasional merencanakan mendirikan sebuah waralaba klub kebugaran dekat kompleks kantor perusahaan-perusahaan di ujung kota yang lain. Sulastri tidak beranggapan bahwa waralab tersebut sebagai pesaing sanggar kebugaran kampus yang akan ia dirikan karena jauh dari kampus dan ditargetkan bagi para pekerja kantor komplek tersebut. Namun waralaba telah menarik perhatian Sulastri, karena itu ian mencari seseorang untuk membeli waralaba tersebut. Sulastri memutuskan untuk mempertimbangkan membeli waralaba tersebut.
Pemegang izin waralaba akan dilatih oleh grup nasional tentang bagaimana menjalankan klun kebugaran dan akan menerima presentasi dari keuntungan yang dihasilkan oleh waralaba tersebut.

B. DILEMA
Sulastri harus memutuskan apakah membeli izin waralaba atau mendirikan sanggar senam kampus sendiri. Untuk alasan ini, ia perlu mempertimbangkan keuntungan membeli izin waralaba klub kebugaran atau mendirikan sanggar kebugaran kampus. Apa keuntungan masing-masing alternative. Alternatif mana yang harus dipilih?

C. PENYELESAIAN MASALAH
Kedua model usaha yang sedang dipertimbang Sulastri sama-sama memiliki keuntungan ataupun kelebihan. Namun, perlu juga kita pertimbangkan tentang beberapa kekurangan serta tanggungan dari dua model usaha tersebut. Untuk terlebih dahulu saya akan memaparkan beberapa keuntungan/kelebihan dari masing-masing model yang dipertimbangkan Sulastri.
 Pertama, jika Sulastri mengambil keputusan untuk membeli waralaba, keuntungannya adalah sebagai berikut:
1. Sulastri tidak perlu lagi melakukan promosi karena sanggar kebugaran karena sanggar kebugaran nasional tersebut tentunya sudah memiliki nama baik dan terkenal di mata masyarakat.
2. Sanggar kebugaran nasional tersebut sudah terbukti memiliki gaya pengelolaan yang sukses. Sehingga kemungkinan untuk mengalami kerugian kecil.
3. Sulastri tidak perlu membeli peralatan untuk sanggar kebugarannya, ia hanya harus menyediakan tempat dan dana untuk membeli waralaba tersebut, serta beberapa pegawai. Peralatan akan dipasok oleh Franchisor. Kita sebagai Franchisee hanya memasarkan jasa saja.
 Kedua, jika Sulastri memutuskan untuk mendirikan sanggar kebugaran sendiri, keuntungannya adalah sebagai berikut:
1. Sulastri tidak harus berbagi keuntungan dengan siapapun karena Sulastri adalah pemilik tunggal usaha tersebut. Tidak seperti usaha waralaba yang harus berbagi keuntungan dengan pihak pemilik waralaba (Franchisor).
2. Sulastri mempunyai kekuasaan penuh atas usahanya, tidak terdapat batasan untuk berinovasi karena tidak perlu menyesuaikan standar tertentu seperti halnya usaha waralaba. Segala keputusan untuk usahanya dapat langsung berada ditangannya dan tidak perlu adanya koordinasi dengan pihak lain.

Setelah meninjau beberapa kelebihan/keuntungan dari dua model usaha yang dipertimbangkan Sulastri, menurut saya alternatif yang seharusnya diambil Sulastri adalah membeli usaha waralaba sanggar kebugaran tersebut. Keputusan ini berdasarkan beberapa pertimbangan yaitu:
1. Sulastri tidak perlu merintis usahanya dari awal. Ia tidak perlu merilis nama baik serta mengadakan promosi kepada pihak masyarakat luas karena sanggar kebugaran nasional tersebut tentunya sudah memiliki nama baik dan sudah memiliki penilaian dari masyarakat. Sehingga dapat menghemat biaya untuk promosi.
2. Sulastri tidak harus menyediakan modal yang terlalu besar, karena Sulastri tidak perlu membeli peralatan untuk sanggar kebugaran. Ia hanya perlu membayar lisensinya saja atau membayar admisnistrasi waralaba terhadap franchisor.
3. Beban yang ditanggung Sulastri tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan mendirikan usaha sanggar kebugaran sendiri. Hal ini dikarenakan jika ia mendirikan sendiri, otomatis pinjamannya terhadap bank besar dan Sulastri dituntut harus mendapatkan keuntungan untuk membayar hutang ditambah juga bunganya. Dan parahnya jika dalam hal promosi gagal dan tidak banyak pengunjung yang menjadi anggotanya maka sangat berat untuk membayar hutang. Padahal, hutang bank harus dibayar dalam jangka waktu yang telah ditentukan, baik usaha tersebut menghasilkan keuntungan ataupun tidak.
4. Sulastri akan mendapatkan pelatihan oleh grup nasional tentang bagaimana menjalakan klub kebugaran sehingga ia sebagai pemula atau mengawali karirnya dalam dunia usaha sanggar kebugaran sudah memiliki bekal yang cukup. Selain itu, ia akan menerima presentasi dari keuntungan yang dihasilkan oleh waralaba tersebut walaupun hasilnya memang tidak akan sebesar jika Sulastri mendirikannya usahanya sendiri. Tapi setidaknya ia memiliki prospek usaha yang baik dan aman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar