Selasa, 31 Maret 2009

WAWANCARA KERJA

Silakan Download Makalah Wawancara Kerja di sini.

WAWANCARA KERJA

1. ARTI PENTING WAWANCARA
Wawancara merupakan salah satu cara yang sangat penting bagi suatu perusahaan, untuk menyaring pelamar yang ada. Jumlah pelamar umumnya jauh lebih banyak daripada posisi yang tersedia. Karenanya dibutuhkan alat penyaring atau alat seleksi yang dapat menemukan orang - orang yang paling cocok untuk menempati posisi tersebut. Proses tersebut biasa disebut wawancara kerja. Mengingat ketatnya seleksi dari perusahaan, seorang pelamar mungkin saja diwawancarai lebih dari satu kali. Wawancara juga menjadi salah satu bagian yang sangat berpengaruh dalam rangkaian proses penerimaan tenaga kerja bagi perusahaan yang melibatkan wawancara kerja.

2. PERSIAPAN WAWANCARA

Selain berlatih menulis resume dan surat lamaran kerja, menyiapkan diri untuk wawancara juga termasuk bagian dari usaha kita untuk mendapatkan pekerjaan. Kita harus benar - benar dapat mempersiapkan diri sehingga dapat memberikan kesan yang baik dan pembuat pewawancara (interviewer) yakin akan kemampuan kita. Berikut ini merupakan berbagai hal yang perlu kita perhatikan saat melakukan wawancara kerja :
  1. Datang tepat waktu.
  2. Bersikap yakin.
  3. Siapkan sertifikat diploma dan surat - surat penghargaan.
  4. Berpakaian yang rapi dan sopan.
  5. Bersikap tenang.
  6. Ketuk pintu sebelum memasuki ruang wawancara, kecuali kalau ada yang mengantar.
  7. Tersenyumlah, tapi jangan tersenyum terus.
  8. Tunggu sampai kita dipersilakan duduk, atau mintalah izin untuk duduk.
  9. Ingat nama pewawancara dengan benar.
  10. Tataplah pewawancara jika kita berbicara.
  11. Tunjukkan kemampuan diri kita, namun jangan berlebihan.
  12. Perhatikan pertanyaan pewawancara dengan baik.
  13. Bicaralah dengan jelas.
  14. Atur nada suara.
  15. Tunjukkan minat dan kesungguhan.
  16. Bersikaplah langsung dan jujur.

Berikut ini adalah hal - hal yang juga perlu kita perhatikan saat melakukan wawancara kerja.
  1. Jangan datang terlambat.
  2. Jangan kelihatan kesal karena menunggu lama.
  3. Jangan datang ke wawancara tanpa persiapan.
  4. Jangan berpenampilan berlebihan.
  5. Jangan membawa tas belanja atau sejenisnya.
  6. Jangan mengajak teman atau keluarga saat melakukan wawancara.
  7. Jangan duduk sebelum dipersilakan
  8. Jangan meletakkan tas di meja wawancara.
  9. Jangan membungkuk atau menundukkan kepala.
  10. Jangan bertopang dagu.
  11. Jangan melipat tangan di muka dada.
  12. Jangan merokok atau mengulum permen.
  13. Jangan membuka percakapan.
  14. Jangan memotong pewawancara di tengah kalimat.
  15. Jangan melebih - lebihkan diri kita.
  16. Jangan mengatakan kepada perusahaan hal - hal yang seharusnya mereka lakukan untuk kita.
  17. Jangan membual.
  18. Jangan mengkritik diri sendiri.
  19. Jangan mengkritik atau menjelekkan calon atasan.
  20. Jangan memberikan informasi yang tidak relevan.
  21. Jangan berlama - lama dengan apa yang ditawarkan perusahaan.
  22. Jangan mengajukan pertanyaan yang tidak berbobot.
  23. Jangan emosional.
  24. Jangan membuka rahasia tempat kita dulu bekerja, atau tempat kita kini melamar.
  25. Jangan memberi kesan bahwa kita tidak sabar.

Selain itu, ada baiknya kita mengenali pekerjaan dan perusahaan tempat kita melamar. Sebelum melakukan wawancara, kita perlu mencari berbagai informasi yang berkaitan dengan pekerjaan yang kita lamar dan perkembangan perusahaan yang bersangkutan. Kita dapat memperoleh informasi tersebut dari berbagai publikasi resmi (official publication) yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut baik dalam bentuk jurnal, majalah atau buletin.

3. PROSES DALAM WAWANCARA
Beberapa hari sebelum wawancara, pelamar biasanya diberi tahu dulu tempat wawancara, waktu wawancara, dan pakaian yang digunakan untuk wawancara. Dalam wawancara, berbagai macam pertanyaan akan diajukan kepada si pelamar kerja, sehingga si pelamar kerja harus mempersiapkan diri agar dapat menjawab pertanyaan dengan baik dan benar.
Wawancara tahap awal sering disebut wawancara pendahuluan. Pada tahap ini, wawancara dilakukan berdasarkan surat lamaran dan ikhtisar resume yang telah dibuat oleh pelamar. Hal ini untuk memastikan bahwa pelamar telah menyelesaikan proses administrasi atau telah memberikan semua informasi penting berkaitan dengan jabatan yang diinginkan. Pada tahap ini juga dinilai kesesuaian antara kualifikasi pelamar dengan jenis jabatan yang akan diisi.
Dalam proses wawancara, berikanlah informasi yang padat dan akurat dengan jelas dan tidak berbelit - belit. Jawablah semua pertanyaan yang diminta dengan baik dan janganlah memberikan informasi yang tidak ditanyakan atau tidak relevan dengan pertanyaan pewawancara.
Wawancara pendahuluan (preliminary interview) akan dilanjutkan dengan wawancara seleksi (selection interview) yang umumnya memerlukan waktu yang lebih lama daripada wawancara pendahuluan. Dalam wawancara seleksi, Anda mungkin akan diwawancarai oleh lebih dari satu pewawancara. Pada tahap ini pelamar akan ditanya mengenai latar belakangnya, mencakup kualifikasi, pengalaman kerja, pelatihan dan semangat kerja secara umum, untuk mengetahui apakah pelamar memiliki kualifikasi yang sesuai dengan tuntutan jabatan yang dikehendakinya. Setelah itu bentuk pertanyaan bersifat lebih terbuka dimana pelamar diberi kesempatan seluas - luasnya untuk mengungkapkan latar belakang dirinya.
Pada umumnya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam wawancara kerja dangat tergantung pada teknik apa yang digunakan oleh si pewawancara. Ada dua teknik wawancara kerja yang dapat digunakan oleh perusahaan yaitu wawancara kerja tradisional dan wawancara kerja behavioural. Dalam prakteknya perusahaan seringkali menggunakan kedua teknik tersebut untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.

1. Wawancara kerja tradisional.
Kesuksesan dan kegagalan dalam wawancara tradisional akan sangat tergantung pada kemampuan si pelamar dalam berkomunikasi dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan lebih bersifat mengklarifikasikan apa yang ditulis dalam surat lamaran dan CV si pelamar. Dalam wawancara kerja tradisional, recruiter biasanya ingin menemukan jawaban atas tiga pertanyaan: apakah si pelamar memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan; apakah si pelamar memiliki antusias dan etika kerja yang sesuai dengan harapan recruiter; apakah si pelamar dapat bekerja dalam tim dan memiliki kepribadian yang sesuai dengan budaya perusahaan.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan adalah pertanyaan-pertanyaan terbuka, seperti: apa kelebihan dan kekurangan anda, mengapa anda tertarik untuk bekerja di perusahaan ini, apa hobi anda, dan sebagainya.

2. Wawancara kerja behavioural.
Wawancara kerja behavioral didasarkan pada teori bahwa kinerja si pelamar di masa lalu merupakan indikator terbaik untuk meramalkan perilaku si pelamar di masa mendatang. Teknik wawancara ini biasanya digunakan dalam merekrut karyawan pada level managerial atau oleh perusahaan yang dalam operasionalnya mengutamakan masalah-masalah kepribadian. Keberhasilan atau kegagalan dalam wawancara ini tergantung pada kemampuan si pelamar dalam menggambarkan situasi yang berhubungan dengan pertanyaan pewawancara secara terinci dan terfokus. Dalam wawancara ini teknik yang sering digunakan adalah S-T-A-R atau S-A-R atau P-A-R.

a. Situation/ Problem/ Task
Si pelamar diminta untuk menggambarkan situasi yang terjadi atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan pada masa lalu secara spesifik, rinci, dan mudah dipahami oleh pewawancara. Situasi atau tugas yang digambarkan dapat berasal dari pekerjaan yang sebelumnya, pengalaman semasa sekolah, atau berbagai kejadian yang relevan dengan pertanyaan pewawancara

b. Action
Pelamar diminta untuk menggambarkan tindakan-tindakan yang diambil dalam menghadapi situasi / masalah / tugas di atas. Dalam hal ini pelamar harus bisa memfokuskan pada permasalahan. Meskipun mungkin permasalahan yang ada ditangani oleh beberapa orang atau tim, pelamar harus memberikan penjelasan tentang apa saja peranannya dalam tim tersebut, jangan mengatakan apa yang telah dilakukan oleh tim tetapi apa yang telah dilakukan pelamar sebagai bagian dari tim.

c. Result
Pelamar diminta menjelaskan hasil-hasil apa saja yang dicapai. Apa saja hambatan yang terjadi jika hasil tidak tercapai. Apa yang terjadi kemudian
setelah permasalahan tersebut selesai dikerjakan. Lalu apa pelajaran yang dapat dipetik oleh pelamar dari kejadian tersebut.

Pertanyaan-pertanyaan yang biasa diajukan seperti meminta kita untuk menceritakan ketika kita mengalami situasi yang tidak menyenangkan dan bagaimana kita dapat keluar dari situasi tersebut, bagaimana cara kita menyelesaikan konflik dan contohnya, bisa atau tidaknya kita menceritakan suatu kejadian dimana kita mencoba untuk menyelesaikan suatu tugas dan anda gagal, dan sebagainya.
Selain pertanyaan-pertanyaan yang bersifat umum, dalam wawancara kerja pewawancara seringkali mengajukan pertanyaan yang bersifat pribadi. Meskipun pertanyaan-pertanyaan itu tidak memiliki relevansi dengan jabatan yang dilamar, pelamar harus menyiapkan diri untuk merespon pertanyaan-pertanyaan tersebut secara tepat dengan cara-cara yang elegan. Para pewawancara mungkin saja tidak bermaksud untuk menyudutkan pelamar, tetapi lebih didasarkan pada kepedulian mereka terhadap kecocokan antara pelamar (calon karyawan) dengan budaya yang ada dalam perusahaan. Oleh karena itu jika pelamar ditanyakan mengenai hal-hal yang dirasa tidak berhubungan dengan pekerjaan yang ditawarkan, pelamar harus mampu mengidentifikasi apa makna
dibalik pertanyaan tersebut. Untuk merespon pertanyaan- pertanyaan yang bersifat pribadi, pelamar dapat melakukan beberapa alternatif:
  1. Pelamar bisa mengklarifikasi kepada pewawancara apa relevansi pertanyaan yang diajukan dengan jabatan yang dilamar sehingga pewawancara dapat menjelaskan lebih jauh hubungannya dengan pekerjaan, lalu berikan jawaban yang tepat.
  2. Pelamar dapat menjawab langsung secara diplomatis dengan kesadaran penuh bahwa pertanyaan tersebut memang tidak memiliki hubungan langsung dengan pekerjaan / jabatan yang dilamar.
  3. Pelamar bisa juga menolak untuk menjawab pertanyaan tersebut jika dirasa sangat mengganggu privasi pelamar. Jika hal ini terpaksa dilakukan, maka harus dilakukan dengan cara-cara halus dan diplomatis sehingga recruiter tidak merasa dilecehkan karena dianggap telah memberikan pertanyaan yang keliru.

Sebagai suatu proses yang melibatkan interaksi antara kedua belah pihak, dalam wawancara kerja si pelamar kerja juga biasanya diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan. Oleh karena itu, akan sangat baik apabila pelamar menyiapkan pertanyaan yang bermutu seputar pekerjaan dan bisnisnya secara umum. Pertanyaan-pertanyaan tersebut misalnya :
  1. Apa yang diharapkan dari saya jika saya diterima untuk jabatan ini?
  2. Menurut pengalaman di sini apa yang menjadi tantangan terbesar bagi pemegang jabatan ini?
  3. Apakah ada pelatihan ( internal maupun eksternal) yang dapat membantu saya lebih berperan jika saya diterima bekerja di perusahaan ini?
  4. Adakah hal-hal khusus di luar jabatan saya yang harus saya selesaikan dalam waktu tertentu?
Bagian yang paling merepotkan dalam proses wawancara kerja adalah menjawab pertanyaan mengenai gaji yang diminta. Banyak orang merasa serba salah menyebut angka. Saat ini negosiasi gaji tidak lagi dipandang tabu oleh sebagian besar perusahaan, namun tetap diharapkan mengumpulkan informasi dulu agar dapat bernegosiasi dengan baik. Cek ke teman-teman yang mempunyai pekerjaan sejenis di perusahaan sejenis. Apabila tidak mendapatkan informasi yang diinginkan, carilah informasi mengenai gaji dari pekerjaan lain yang satu level dalam tingkatan koorporasinya. Perlu diingat, pekerjaan sejenis di perusahaan sejenis juga belum tentu mewakili nilai (gaji) yang sama. Gaji ditentukan oleh tiga faktor yaitu harga pekerjaannya, harga orang yang memegang jabatan atau pekerjaan tersebut, dan harga pasar. Cari tahu juga, apakah gaji tersebut merupakan harga pekerjaannya sendiri atau harga pemegang jabatannya.
Namun akan lebih baik jika menjawab pertanyaan berapa gaji yang diminta, rahasianya bukan pada angkanya, tapi kalimat yang membungkus permintaan tersebut. Misalnya :
“Saya akan sangat senang apabila memperoleh gaji Rp…, tapi Bapak/Ibu tentu sudah melihat CV saya dan mempunyai gambaran sendiri mengenai nilai yang bisa saya kontribusikan ke perusahaan ini, dan tentunya Bapak/Ibu yang tahu bagaimana kemampuan dan harapan saya bisa cocok dengan standar perusahaan ini, jadi saya akan sangat senang apabila bisa mendengar juga dari Bapak/Ibu, kira-kira berapa yang ditawarkan kepada saya.”
Dan apabila pertanyaan tentang gaji ini muncul terlalu awal, ada baiknya tidak langsung menjawab. Kalau ini terjadi, kita justru mempunyai kesempatan lebih banyak untuk menunjukkan citra profesional. Katakanlah, misalnya:
“Apabila Bapak/Ibu tidak berkeberatan, saya ingin tahu lebih jauh dulu tentang peran dan tanggung jawab pekerjaan saya sebelum menjawab pertanyaan ini. Saya belum mendapat atau merasakan gambaran utuhnya.”
Jadi intinya lakukan survey dan bungkus permintaan kita dengan citra yang baik, dan ungkapkan pada saat yang tepat.

4. PENYEBAB KEGAGALAN DALAM WAWANCARA KERJA
Umumnya ketidakberhasilan terjadi karena hasil wawancara menunjukan si pelamar belum memiliki kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan kualifikasi perusahaan,. Jika hal ini terjadi, kembali lagi kita harus bersikap lebih rasional karena hal ini berat untuk di siasati karena terkait dengan pengalaman kerja dan apa yang kita lakukan selama kita bekerja. Ada jalan lain, hal yang dapat anda lakukan dengan mencoba melamar tempat lain dengan standar kualifikasi kompetensi yang tidak setinggi di mana terakhir anda tidak berlanjut proses tersebut. Selain itu, penyebab kegagalan wawancara kerja dengan menghindari hal yang di larang dalam mengikuti proses interview adalah berbohong, Hal ini dapat dilakukan setelah melakukan cek referensi kerja. Karena hal ini terkait dengan masalah integritas, perusahaan tidak menginginkan orang yang tidak bisa dipercaya. Hal yang sangat umum penyebab kegagalan dalam proses wawancara yaitu melibatkan factor subyektifitas interviewer. Hal ini, biasanya sangat kuat dalam membentuk dan mengambil suatu kesimpulan akhir. Cobalah untuk bersikap cerdas melihat dan memahami situasi agar mendapatkan gambaran ideal interviewer.
Selain itu, ada juga tanda-tanda wawancara tidak berjalan dengan baik seperti:
1. Wawancara singkat
Mereka tidak akan berlama-lama melakukan wawancara jika dianggap kualifikasi Anda kurang cocok dengan posisi yang dilamar.
2. Menunjukkan keraguan
Contoh bahasa tubuh ragu-ragu, mencondongkan tubuhnya ke belakang dengan tungkai disilangkan dan lengan dilipat, atau menggaruk-garuk hidung.
3. “Nanti dikabari”
Kalimat “Nanti kami kabari lagi,” merupakan ungkapan penolakan yang halus.

5. TANDA KESUKSESAN WAWANCARA KERJA
Proses menunggu wawancara memang tidak menyenangkan. Jika jeli, sebenarnya ada tanda-tanda yang terlihat apakah wawancara berlangsung sukses atau gagal.
1. Berlangsung lama
Jika proses wawancara berlangsung lebih dari 30 menit apalagi sampai lebih dari jam, berarti Anda sangat dipertimbangkan untuk mengisi posisi itu.
2. Banyak bertanya
Si pewawancara aktif mengajukan pertanyaan seputar Anda dan riwayat pekerjaan Anda. Ini juga sinyal bagus, karena banyak bertanya tentang diri Anda mengindikasikan banyak informasi yang ingin mereka gali dari Anda.
3. Suasana nyaman
Suasananya cair, Anda tidak seperti sedang berada dalam situasi wawancara yang kerja yang kaku. Pewawancara pun terlihat lebih rileks. Ini menjadi sinyal positif dia merasa cocok atau nyaman, sehingga Anda dianggap bisa bekerja sama.
4. Umpan balik
Secara verbal pewawancara memberikan umpan balik. Misal, mengucap” saya tidak menyangka Anda mempunyai kemampuan itu.” Sedangkan umpan balik secara fisik diperlihatkan dari kontak mata, tersenyum, memberikan dorongan, mengangguk, dan ekspresi wajah yang memperlihatkan persetujan dan pemahaman.
5. Nego gaji
Saat wawancara pertama, sudah terjadi negosiasi. Padahal biasanya negosiasi gaji terjadi pada saat wawancara berikutnya. Setelah wawancara pertama dianggap lolos.
6. Kepastian waktu
Biasanya jika mereka tertarik pada Anda, di akhir wawancara mereka memberi kepastian waktu kapan Anda akan dikabari lagi, misal, dengan mengatakan “dalam dua- tiga hari ini kami akan menghubungi Anda”.
7. Menanyakan kesiapan
Pewawancara tidak menyuruh Anda menunggu, melainkan langsung bertanya kesiapan Anda bergabung bersama mereka. Jika statement ini keluar dari mulut pewawancara, sembilan puluh lima persen keberhasilan wawancara sudah berada di tangan Anda.












1 komentar:

  1. Artikel yg menambah wawasan baru bagi pencari kerja, salam kenal dan terima kasih informasinya
    mungkin sebagai referensi lain yang semoga berguna saya menulis "5 Tanda Interview Kerja Gagal " silahkan kunjungi http://carahrd.blogspot.co.id/2015/09/5-tanda-interview-kerja-gagal.html

    BalasHapus